Malam ini dan beberapa malam sebelumnya di luar rumah terasa terang walaupun tanpa lampu. Memang di langit sedang terlihat bulan purnama yang memancarkan sinarnya (lagi nulis begini diprotes anak saya Andra yang berada di samping saya, katanya cuma pantulan dari matahari). Bulan terlihat sebagai lingkaran sempurna! Subhanallah. Sangat indah rupanya.


Bulan Purnama
(foto diambil tanpa tripod)










Sering saya bercanda dengan anak-anak, saya bilang kalau waktu bulan purnama nanti Papa mereka bisa berubah jadi serigala alias werewolf. Auuuww…! (He..he..he..bercanda, dan mereka pun juga memang selalu teringat serigala kalau melihat bulan purnama. Gara-gara film Harry Potter nih!)

Menikmati keindahan bulan purnama pada malam hari selalu mengingatkan pengalaman masa kecil saya di Bandung. Meskipun tempat tinggal saya bukan di daerah pedesaan, suasana kota Bandung saat itu masih terasa suasana tradisionalnya. Sehingga waktu itu saya masih sempat mengalami dan menikmati berbagai permainan anak-anak di malam hari, khususnya pada saat datang bulan purnama. Di bawah benderang bulan purnama, anak-anak sambil bermain sering bernyanyi,
“Bulantok bulantok menta uyah sabatok…”
(Bulantok bulantok minta garam sebatok)
Atau lagunya seperti ini
“Bulantok bulantok aya bulan sagede batok…
Bulanting bulanting aya bulan sagede piring…”
(ada bulan sebesar batok, ada bulan sebesar piring)

Selain itu, di daerah Jawa Barat pun ada legenda tentang bulan ini. Bahwa ada seorang manusia yang tinggal di bulan bersama kucingnya. Dia adalah Nini (nenek) Anteh yang selalu sedang menenun kain dan juga selalu ditemani kucingnya yang bernama Candramawat. Legenda itu menyebutkan bahwa Nini Anteh adalah bukan makhluk bulan, melainkan dia berasal dari bumi. Entah (saya tidak tahu benar ceritanya) bagaimana caranya dia bisa berada di bulan.
Pada saat bulan purnama, di permukaan bulan itu terlihat sebentuk manusia (bercak hitam sebenarnya) yang menurut persepsi orang Sunda zaman dulu itu adalah Nini Anteh. Nah, dari situlah legenda Nini Anteh muncul. Pada saat saya kecil, saya percaya juga akan keberadaan Nini Anteh ini.
He..he..he..berarti Nini Anteh ini datang ke bulan sebelum Neil Armstrong dan Slamet dong! (Maaf Pak Slamet. Nama anda sering dipakai buat anekdot)

Ooh…. Benar-benar masa kecil adalah masa yang paling indah!

Sementara anak-anak kita sekarang, contohnya si Andra, dari sejak dia bisa membaca dia sudah tahu bahwa untuk mencapai bulan manusia membutuhkan pesawat roket berkecepatan tinggi. Dan dia tidak mengenal lagi bermacam-macam permainan tradisional malam hari. Itulah bedanya.

Tahukan anda, bahwa di bulan ada seekor kelinci?

(CP, Jul 2009)

1 Comment:

  1. SAPARJAN said...
    bulan itu indah pak, tapi lebih indah lagi jika sudah lewat datang bulan.. :) (sorry nih, joke dewasa) btw, nice article..

Post a Comment