Setiap jam-jam sibuk, titik-titik pertemuan jalan seperti di depan gerbang Jababeka dan gerbang perumahan Cikarang Baru berubah menjadi simpul kemacetan. Kedua gerbang yang dipisahkan jarak tanggung hanya sekitar 50 meter ini, menjadi per-enam-an yang seharusnya berupa perempatan. Dengan adanya per-enam-an ini, kemacetan yang parah setiap hari tidak bisa dihindari, meskipun polisi lalu lintas bersama-sama satuan pengaman Jababeka bekerja keras mengaturnya. Suatu kesalahan perencanaan pembangunan, terlepas dari alasan apapun, yang harus dibayar cukup mahal oleh pihak Jababeka, dan juga oleh para penghuni/pengguna kawasan Kota Jababeka!

macet di cikbar
Kemacetan di mulut kawasan Cikarang Baru. Para angkot dengan "rasa tanpa berdosanya" berbaris di pinggir jalan.

Untuk mengatasinya, para polisi dan satpam membelokkan arus lalu lintas dari arah Jababeka menuju jalan tol terlebih dahulu ke dalam kawasan Cikarang Baru. Awalnya cukup berputar di Bundaran Patung Kuda, lalu karena antriannya yang panjang, kemudian digeser lebih dalam ke putaran di depan gerbang Metro Boulevard Park. Rupanya itu masih belum cukup mengurangi kepadatan kendaraan di per-enam-an tadi pada jam-jam sibuk, akhirnya putaran dipindah lebih dalam lagi ke putaran di dekat pertigaan depan sebuah pabrik boneka.
Entah sampai kapan pengalihan arus lalu lintas ini akan dilakukan, atau entah mungkin akan digeser lagi lebih dalam ke perempatan RS HI. Kondisi kemacetan bisa lebih parah jika kepadatan antrian kendaraan di putaran tersebut tersambung dengan kepadatan lalu lintas di depan sebuah pabrik pada saat jam pulang, di mana bis karyawannya puluhan, namun parkir berjejer panjang di sepanjang jalan tersebut.

antri muter
Antri untuk berputar di dalam kawasan Cikarang Baru

Jalan layang pertigaan tol Cikarang yang diharapkan mengurangi kemacetan di jalur urat nadi ekonomi Cikarang, ternyata pengaruhnya "hanya sedikit" saja. Khususnya bagi warga Cikarang Baru dan para pelaku industri yang berlokasi di Jababeka, mungkin malah sama sekali tidak ada perubahan yang dirasakan dibandingkan dengan kondisi sebelum ada jalan layang tersebut.
Perbaikan dan peningkatan kualitas jalan (pengecoran) sepanjang jalur Lemah Abang - Cibarusah yang dilaksanakan bersamaan dengan pembangunan jalan layang pun ternyata masih menyisakan satu pekerjaan, yang kini menjadi proyek baru, yaitu perbaikan jembatan Tegalgede. Pembangunan jembatan baru, yang diperkirakan (diharapkan) sebagian orang merupakan pembuatan fly over dari arah tol belok langsung ke arah Kalimalang - Pemda, ternyata "hanya" memperbaiki kondisi jalan di sekitar jembatan yang masih beraspal (belum dicor) dan membuat jembatan baru menggantikan jembatan lama di jalur Cibarusah - Lemahabang. Proyek ini lagi-lagi berdampak menimbulkan kemacetan arus lalu lintas dari pertigaan tol dan jalan layang tol, menuju ke arah Jababeka. Benar-benar melatih kesabaran para pengguna jalan, tidak hanya pengendara kendaraan roda empat atau lebih, tapi juga para pengendara sepeda motor. Mereka harus berbaris antri, menapaki jalur yang sebenarnya tidak begitu jauh, dalam waktu yang cukup lama.

Dari arah tol dan jalan layang, menjelang depan gerbang sebuah pabrik keramik, kita harus bersiap-siap macet karena arus lalu lintas yang sebelumnya terdiri 3 lajur bahkan kadang-kadang 4 lajur berebut jalan karena lajurnya berkurang menjadi hanya 2. Ditambah jika pas pabrik keramik tersebut bubaran pulang, lengkaplah sudah perebutan lajur itu. Lepas sejenak dari kemacetan tersebut, kembali kita akan dihadang kemacetan lain pada saat melewati lokasi proyek pembangunan jembatan. Memang ada usaha yang dilakukan polisi untuk mengurangi kepadatan jalur dari arah tol ini yang menyisakan satu lajur, yaitu pengalihan sebagian kendaraan ke jalur berlawanan (teman saya Pak Eko menyebutnya "contra flow", ooo...) pada saat-saat tertentu menjelang melintasi Pertamina Tegalgede, dan dikembalikan ke lajurnya semula sebelum melewati jembatan.

macet di jembatan
Kemacetan di sekitar proyek jembatan

Semua kemacetan ini memang menyebabkan pemborosan, baik biaya bahan bakar yang terbuang sia-sia maupun pemborosan waktu yang sebenarnya bisa dipakai untuk hal-hal yang produktif. Kerugian pun tak pelak harus ditanggung sebagian pengusaha yang tempat usahanya berada di sepanjang jalan tersebut. Pemilik bengkel, toko, pom bensin, rumah makan (termasuk rumah makan milik salah satu anggota milis kita yang juga teman baik saya) dan lain-lain merasakan dampak ekonomi dari proyek ini, dengan berkurangnya omzet usaha mereka. Memang, setiap perbaikan membutuhkan pengorbanan, bukan hanya dari pihak pemerintah daerah dan pelaksana proyek saja, namun juga dari warga sekitar dan pengguna jalan. Sekali lagi, kita terutama yang terkena dampak langsung harus benar-benar bersabar dan ikhlas menghadapinya.

Mau bagaimana lagi, kemacetan ini sepertinya sudah menjadi "suratan nasib" kita di Cikarang, baik kita yang menjadi warga Cikarang maupun kita yang sekedar mencari nafkah di Cikarang. Satu-satunya solusi yang bisa kita lakukan sebagai pengguna jalan adalah antri mengendarai kendaraan dengan tertib dan teratur, dengan sabar mengikuti kendaraan di depan kita. Tidak berebut dan tidak saling menyerobot. Motor tidak seenaknya selap-selip di antara kendaraan lain, dan mobil juga harus menghormati pengendara motor, dan mau diatur oleh polisi maupun satpam yang bertugas. Pemerintah daerah pun, harus bekerja sama dengan pihak kepolisian, dinas perhubungan dan para pengelola kawasan industri serta pihak terkait lain untuk membuat perencanaan yang "cerdas" terhadap kota Cikarang ini dan menangani manajemen lalu lintas yang menjadi "darah" bagi ekonomi Cikarang ini.

akrobat jalanan
Salah satu akrobat di jalanan (di pinggir Kalimalang arah ke pintu Kalimalang Jababeka)

Kita doakan saja, mudah-mudahan jika semua proyek perbaikan selesai, kondisi perlalu-lintasan di Cikarang ini jauh menjadi lebih baik. Ini menjadi harapan kita semua. Terima kasih kepada Pemda, kepada Dishub, kepada Pak Polisi, kepada Para Pengelola Kawasan Industri, kepada Warga dan kepada semua yang telah bekerja keras dan berkorban. Jangan sia-siakan pengorbanan kita semua ini!

WE LOVE CIKARANG


(CP, Okt 2009)

0 Comments:

Post a Comment