Banjir. Satu tema yang kemarin dan hari ini ramai diperbincangkan oleh warga perumahan Cikarang Baru dan sekitarnya. Memang, kemarin perumahan Cikarang Baru mendapat "kiriman" air cukup berlimpah lewat sungai yang membelah jantung Kota Hijau ini, padahal hujan yang terjadi di daerah ini tidak begitu lebat dan waktunya pun relatif singkat, kurang dari satu jam. Ya, sungai Cilemahabang tersebut yang ukurannya sebenarnya cukup besar, tidak mampu lagi menampung volume aliran air yang begitu banyak sehingga sebagian isinya ditumpahkan ke pinggiran sungai, disalurkan ke selokan-selokan di sekitarnya yang seharusnya mengalirkan air ke sungai ini, bahkan ke jalanan dan area yang secara topografis lebih rendah dibandingkan dengan tinggi permukaan air sungai saat itu.

Banyak sebagian warga yang sedang bekerja di tempat kerjanya, di perusahaan-perusahaan yang terletak di kawasan industri yang lokasinya tidak jauh dari perumahan ini, begitu mendengar kabar air sungai Cilemahabang meluap, sontak minta izin kepada atasannya masing-masing, untuk segera bisa pulang, bersiap diri di rumah masing-masing jika benar-benar terjadi banjir. Waswas dan perasaan khawatir dirasakan oleh sebagian warga, khususnya yang pernah mengalami peristiwa banjir yang cukup parah di Cikarang Baru ini pada awal tahun 2007. Trauma oleh kejadian masa itu, sehingga tidak mau mengalami hal yang serupa. Selain trauma, memang sebagian warga yang menjadi korban banjir saat itu merasa terluka perasaannya karena tidak percaya bahwa perumahan tempat tinggalnya, yang cukup terpandang di wilayah Cikarang ini bisa dilanda banjir dan juga tidak percaya karena perumahan Cikarang Baru tidaklah berada di daerah banjir seperti halnya daerah Kampung Melayu di Jakarta atau Baleendah di Bandung.

Kemarin sebagian warga sudah bersiap-siap jika air bertambah tinggi, sementara limpahan air sudah menggenangi beberapa jalanan. Tentu jika bertambah tinggi, barang-barang berharga harus diamankan di tempat yang tidak terjangkau air. Di beberapa tempat, terlihat deretan mobil yang diparkir, yang adalah upaya mengungsikan mobil jika air mulai memasuki pekarangan rumah. Sementara itu di jembatan Pasimal, banyak orang yang menonton dan menyaksikan arus sungai dan ketinggian air, mengamati perkembangannya dan menginformasikan kepada orang di rumah atau orang-orang yang dikenalnya. Sebagian juga masih beraktivitas seperti biasa, karena menganggap luapan air itu suatu hal yang biasa dan tidak akan terus bertambah. "Paling airnya meluap sampe segitu, ntar juga surut kembali!" pikir sebagian orang. Namun di beberapa jalan, memang aktivitas warga agak terganggu, karena genangan air sudah lebih dari atas mata kaki. Kalau berjalan kaki melintas genangan air tersebut, silakan gulung celana dan copot sepatu atau sandal. Pengguna sepeda motor pun harus berhati-hati supaya mesin motor tidak mati, pada saat memasuki genangan air yang lebih dalam. Juga pengguna mobil yang bodinya cukup rendah, harus berhati-hati melintas jalan yang tergenang air ini.

banjir,cikarang baru
Jalanan di Kawasan Jababeka 2 Yang Tergenang

banjir,cikarang baru
Sebuah Jalan di Daerah Kedasih

banjir,cikarang baru
Jalan dan Sungai Sudah Sama Tingginya

Namun, hingga kira-kira pukul 16.30 ketinggian air sungai sepertinya tidak bertambah lagi. Hujan pun sudah benar-benar berhenti, bahkan di beberapa tempat jalanan sudah kembali kering. Genangan air di jalan-jalan berangsur-angsur berkurang, menyisakan kubangan di beberapa lubang pada jalan yang memang berlubang jalannya. Sampai akhirnya ketinggiar air sungai kembali merendah, dan warga pun merasa lega. Tinggal membersihkan sampah dan kotoran yang bertebaran di jalan-jalan yang tadi sempat digenangi air.
Alhamdulillah, kemarin kemarin memang tidak sampai terjadi banjir masuk ke dalam rumah, sejauh yang saya ketahui. Namun tetap saja, kejadian itu cukup membuat panik sebagian warga dan suasana menjadi ramai.

Pertanyaan di benak warga, apakah kejadian ini akan terulang di waktu berikutnya? Setiap hujan lebat, baik di Cikarang Baru sendiri maupun di sepanjang sungai Cilemahabang yang menyebabkan volume air sungai naik, bisa membuat orang khawatir terjadinya banjir. Apakah cukup berharap, kejadiannya hanya seperti kemarin. Air menggenangi jalanan saja, dan tidak sampai masuk rumah? Tentu saja tidak. Tidak cukup hanya dengan berharap. Harus ada tindakan konkrit, harus ada corrective action, usaha perbaikan untuk mencegah peristiwa seperti ini terjadi kembali. Secara permanen. Tentunya, porsi tugas yang paling besar adalah pada pundak pemerintah daerah Bekasi sebagai pengelola lingkungan daerah Cikarang ini. Selain itu, tugas ada pada Jababeka, sebagai pengelola kawasan industri yang berbatasan langsung dengan aliran sungai. Sangat berkepentingan, karena peristiwa banjir akan berdampak langsung pada aktivitas para pelaku industri, pada rasa aman dan nyaman para investor. Jangan sampai rasa itu hilang, sehingga mereka menutup usaha dan hengkang dari daerah ini. Terakhir, tentu saja tugas warga masyarakat, yang harus mendukung semua upaya yang dilakukang kedua pihak tadi.

Rencana Umum Tata Ruang Kota yang harus dibuat sebaik-baiknya dan dilaksanakan secara konsisten, pola pembangunan industri, perumahan dan layoutnya yang dilaksanakan oleh para pengembang, beserta penegakan peraturan yang berhubungan dengan lingkungan. Semuanya mendukung bagi pencegahan terjadinya banjir, di mana pun, bukan hanya di perumahan Cikarang Baru.

Drainase yang kurang baik, aliran sungai yang kurang terawat, pendangkalan sungai yang terjadi, sampah yang masuk ke sungai, dan yang menjadi pokok adalah lingkungan terbuka dengan tumbuhnya pohon-pohon besar sebagai area resapan air yang makin sedikit. Jika semua air yang jatuh dari langit dialirkan lewat selokan-selokan dan selanjutnya dibuang ke sungai, dan dari sekian banyak tempat pemukiman/industri yang berada di sepanjang sungai itu, tentu sungai tidak akan bisa menampung lagi air yang ada. Itu semuanya harus diperbaiki.

Mau kena banjir lagi? No Way!
Iya, tapi buktikan usaha anda, pemerintah, pihak swasta dan juga masyarakat luas.

CP, April 2010


Catatan: Foto-foto diambil dari facebook Milis Cikarang Baru. Karya warga Cikarang Baru

0 Comments:

Post a Comment